-->
Uncchu Blog

follow us

Memupuk Optimisme

Allah SWT telah menganugerahkan kepada kita akal sebagai motor dalam mengembangkan seluruh potensi yang kita miliki. Allah SWT menyempurnakan kekuatan akal tersebut dengan fungsi hati sebagai penawar sikap agresivitas kita, makhluk yang diberikan amanat untuk mengelola bumi serta isinya. Perpaduan kekuatan ini melahirkan bentuk amal shaleh yang akan dirasakan secara langsung oleh dirinya maupun lingkungan di sekitarnya.

Islam sebagai agama yang mencerahkan, memandu fungsi akal, hati, dan jasmani untuk selalu bergerak positif, saling menguatkan, dan memberikan energy positif bagi dirinya secara langsung. Selain itu, memberikan efek positif bagi lingkungannya.

Bentuk aplikasi amal tersebut adalah sikap istiqomah (konsisten, efektif, memiliki daya juang sepanjang masa), istikharah (bersikap cerdas, bijaksana, membangun empati, dan mendulukan kepentingan Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya). Dan istighfar (bersikap korektif, tawadhu’, visioner dengan tetap berdasarkan peta obyektivitas diri, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki).
Tiga bentuk amal tersebut apabila terus dilakukan dan diaplikasikan dalam kehidupan keseharian, akan menjadi karakter, sumber energy yang tidak akan redup, terus memproduksi amal shaleh. Tiga amal ini seharusnya menjadi modal penting bagi setiap insan yang ingin menggapai kesuksesan secara jangka panjang.

Istiqomah (persistence) yaitu sikap konsisten yang diekspresikan sebagai pengejawantahan keimanan yang kuat, pelaksanaan ibadah berlandaskan syariat yang murni, dan akhlaq yang mulia. Nabi Muhammad SAW berpesan kepada sahabatnya tentang pesan Islam dalam kehidupan. “Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata, “Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).
Sikap isitiqomah menjadi sumber energi, memperkuat karakter mukmin untuk terus berkarya dan beramal sholeh. Sikap istiqomah menjadi pembuktian sikap konsisten seorang Muslim dalam menterjemahkan tantangan dan harapan dalam kehidupan. Sikap istiqomah akan mendorong lebih jauh bagi seorang Muslim untuk terus berkarya dan beramal shaleh tanpa melihat kondisi dan situasi yang mempengaruhinya.

Ia akan selalu berdamai dengan situasi dan kondisi terekstrim sekalipun, hanya untuk mewujudkan tujuan ibadah yang hakiki, dan mewujudkan ganjaran Allah tertinggi, mendapatkan Ridho-Nya. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30)

Istiqomah, melahirkan sikap fokus dan komitmen. Dua sikap yang sangat penting dalam dunia apapun juga, manajemen, bisnis, politik, pendidikan, dan lainnya. Dua karakter ini senantiasa diperlukan sebagai prasyarat mengukir kesuksesan.

Istikharah, memohon petunjuk Allah dalam setiap langkah, memohon doa dan kekuatan atas pilihan. Sikap hati-hati dan senantiasa melakukan perhitungan yang didasarkan kepada prinsip agama akan membimbing manusia senantiasa berada dalam genggaman ridha Allah SWT.

Istikharah adalah amalan yang akan melahirkan karakter penting bagi seorang Muslim: cerdas, bijaksana, membangun empati, kritis, dan mendahulukan kepentingan Allah dan Rasulnya di atas segalanya. Bukti totalitas sebagai hamba yang beriman, mempercayai hal yang ghaib (rezeki, jodoh, kematian) serta didorong oleh ikhtiar (proses memilih) yang maksimal, diakhiri dengan sikap tawakal merupakan bentuk amaliah Muslim yang sangat penting di tengah kehidupan zaman saat ini. Kecerdasan memilih merupakan kunci kebahagian di zaman konsumerisme.

Istighfar, mampu melahirkan pemimpin visioner, karena setiap aktivitas dan pekerjaan saat ini, senantiasa memberikan dampak bagi dirinya, kelompok, lingkungan, di masa depan. Memimpin dengan mempertimbangkan kemaslahatan. Dan kemaslahatannya menembus horizon waktu di masa depan.

Istighfar, melahirkan sikap Jujur, sikap yang sangat mahal di zaman sekarang ini. Mendawamkan Istighfar menggiring seorang Muslim untuk mengakui segala kesalahan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Istighfar adalah pengakuan yang paling tulus atas ketidakberdayaan seorang hamba dihadapan sang Khalik. Pantaslah Islam, dalam ajarannya akan memberikan ganjaran yang besar bagi pemeluknya yang senantiasa mendawamkan istighfar, diantaranya sebab diampuni dan dihapus dosa-dosa, dilapangkan rizki, dan datangnya rahmat dari Allah SWT,

Semoga Allah SWT., memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan dengan optimis, dipenuhi keimanan dan ridha-Nya. Amin.
*) Ketua DKM Baiturrahim, Permata Kopo, Bandung

You Might Also Like:

Newest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar